1. Siklus Konsepsi
    PADA MASA KONSEPSI
Perkembangan biologis antara laki-laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki-laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki-laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen. <Bahankuliahkesehatan>
  1. Sel telur (Ovum)
    Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita, jumlah oorganisme adalah :
    a. Bayi baru : 750.000
    b. Umur 6-15 tahun : 439.000
    c. Umur 16-25 tahun : 159.000
    d. Umur 35-45 tahun: 34.000
    e. Masa menaupose : semua hilang.
    Urutan pembuahan ovum (oogenesis) :
    a. Oogonia
    b. Oosit pertama (Primary Oocyte)
    c. Primary ovarian fillicel
    d. Liquor folliculi
    e. Pematangan pertama ovum
    f. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma mebuahi telur
  2. Sel mani (Sperma)
    Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor sperma kira-kira 10x bagian kepala. Jumlah sperma yang dikeluarkan sekali membuahi berjuta-juta sel mani yang keluar.
    Secara embrional, spermatogonium berasal darisel primitive tubilus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spematogenium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas, dibawah pengaruh sel-sel interstisial leydig, sel-sel spermatogenium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.
    Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis) :
    a. Spermatogenium, membelah dua
    b. Spermatosid pertama, membelah dua
    c. Spermatosid kedua, membelah dua
    d. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
    e. Spermatozoon (sperma)
  3. Pengertian Konsepsi
    Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :
    1. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
    2. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.
    3. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.
    4. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.
    Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3-4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12-24 jam. Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak (Flynn, 1992). Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun (Norman, 1986). Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.
    Sebelum sebuah sperma mampu mempenetrasi dan membuahi sebuah ovum, sperma harus menjalani sebuah proses yang disebut kapasitasi (berlangsung kurang lebih 7 jam). Pada proses ini membrane sperma menjadi rapuh (fragile) dan melepaskan enzim hidrolitik dari akrosom (lapisan seperti helm yang menutupi kepala sperma). Enzim ini (hialuronidase dan proteinase) harus mencerna korona radiata dan zona pelusida sebelum dapat mencapai membrane ovum. Walaupun banyak sperma terlibat dalam proses cerna ini, hanya satu sperma yang dibiarkan mempenetrasi ovum. Segera setelah satu sprema memasuki ovum, perubahan kimia terjadi. Perubahan kimia ini mula-mula mencegah sperma lain berfusi lebih jauh dengan membrane ovum dan pada akhirnya semua sperma yang tersisa dikeluar dari ovum.
    Begitu sperma telah memasuki ovum, sperma sementara berada didalam sitoplasma perifer, sementara nucleus wanita menjadi matur dan jumlah kromosom wanita menurun dari 46 menjadi 23. Nucleus sperma menjadi membengkak dan saling mendekat sebagai pronukleus pria dan wanita saat terbentuk suatu " kumparan " diantara kedua nucleus tersebut membrane pronukleus kemudian rupture dan kromosom yang dibebaskan berkombinasi membentuk zigot. Pada waktu inilah fertilisasi (pembuahan) terjadi.
    Waktu yang optimal untuk mulainya kehamilan adalah dalam 24 jam ovulasi. Koitus (hubungan seksual) selama 24 jam sebelum ovulasi akan menyediakan spermatozoa pada tuba falopii yang siap menerima kedatangan ovum. Dengan demikian penting bagi wanita mencoba untuk mengerti bahwa ia mengetahui perkiraan hari ovulasinya.


Metode berikut dapat dipergunakan untuk menilai hari ovulasi :
  1. Metode kalender
    Pencatatan sebaiknya dilakukan terus dalam satu periode paling tidak 6 bulan, yang mencatat hari pertama setiap periode menstruasi (hari ke 1 keduanya darah mentruasi) dan dengan demikian menghitung waktu ovulasi selama 15 hari sebelum periode khusus tersebut. Pada cara ini diperkirakan hari-hari pada bulan berikutnya kapan wanita akan menstruasi dan dengan demikianjuga dapat diperkirakan hari-hari kapan wanita tersebut berovulasi. Apabila mensttruasinya tidak teratur, maka penghitungan demikian tidak mungkun dilakukan.
  2. Metode suhu
    Pelepasan progesterone telah menyebabkan peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 derajat Celsius. Suhu tubuh tersebut akan sedikit turun tepat sebelum mulainya ovulasi dan kemudian meningkat segera setelah ovulasi. System ini memerlukan pencetatan suhu mulut segera pada setiap bangun tidur pagi. Peningkatan suhu tubuh tersebut harus menetap dalam 24 jam untuk membuktikan bahwa telah terjadi ovulasi. Pemakaian metode ini mungkin dapat keliru karena kenaikan suhu dapat menunjukan adanya infeksi dan penurunan suhu tubuh kadang-kadang terjaid akibat dari pemberian obat misalnya aspirin.
  3. Perubahan mucus serviks
    Peningkatan kadar estrogen tepat sebelum ovulasi menyebabkan peningkatan sekresi serviks maupun pengurangan kekentalan (vikositas) sekresi tersebut. Karena sekresi merupakan bagian dari sekresi vagina maka perubahan dapat dikenal oleh wanita yang diharapkan dapat mengerti. Walaupun demikian, akan memerlukan waktu 2 atau 3 bulan lagi pasangan yang sebelumnya belum pernah mengetahui maknanya untuk memperhatikan hal ini.
Perubahan-Perubahan yang Terjadi :
Tahap-Tahap Perkembangan Janin
  • Tahap perkembangan janin minggu 1-4
    Minggu pertama :
    • Stadium 1 : sel telur yang dibuahi
    • Stadium 2 : hari ke 2-3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel-sel luar dan dalam pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara diangkut menjadi saluran telur.
    • Stadium 3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32-58 buah dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4-5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast rongga blatokista dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
    • Minggu kedua : Implantasi
    • Stadium 4 : implantasi blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.
    • Stadium 5 : masuknya blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.
    Minggu ketiga : blatokista trilaminar
    • Stadium 6 : pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga-rongga embrional dan terbentuk garis sederhana.
    • Stadium 7 : timbauan korda
    • Stadium 8 : terusan aksial
    • Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot-jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
    Minggu keempat :
    • Perkembagan bentuk badan, mencakup stadium 10-13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur.
    • Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel-sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia sesungguhnya.
    • Perkembangan minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :
    • Panjang 0,75-1 mm ; berat 400 mg
    • Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant (kepala menyentuh ekor).
    • Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.
    • Gumpalan mirip lengan dan kaki
    • Mata, telinga dan hidung mengalami rudimenten.
  • Tahap perkembangan janin minggu ke 5-8 : organogenesis
    • Stadium 14 : miotom-miotom
      Panjang 5-7 mm, usia 31-35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung temgkuk sangat menonjol.
    • Stadium 15 : topografi pembuluh-pembuluh darah
      Panjang 7-9 mm, usia 35-38 hari, ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri menjadi suatu alur kecil. Terbentuk tepek telingga.
    • Stadium 16 : tonjolan-tonjolan wajah
      Panjang 8-11 mm, usia 37-42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah mengalami pigmentasi. Benjolan-benjolan telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak kaki samara-samar.
    • Stadium 17 : gelembung-gelembung telenfesalon.
    • Stadium 18-19 : bentuk yang kuboid.
    • Stadium 20 : tangan pada sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.
    • Stadium 23 : histologi. Pengolahan bertahap pada kepala.
    • Diakhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.
    • Perkembangan pada minggu ke 8 gestasi mencekup yang berikut :
      • Panjang 2,5 cm ; berat 20 gram
      • Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.
      • Gambaran wajah dapat dilihat.
      • Ekstremitas terbentuk.
      • Ekor mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.
  • Minggu ke 12 :
    - Panjang 7-9 cm
    - Berat 45 gram
    - Terjadi gerakan janin spontan.
    - Reflek babinski positif.
    - Pembentukan lempeng osifikasi.
    - Jenis kelamin bisa dibedakan dari tampilan luar.
    - Sekresi ginjal dapat dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.
    - Denyut jantung dapat di dengar melalui doppler
  • Minggu ke 16 :
    Diakhir minggu keenam belas gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.
    - Gestasi mencakup :
    o Panjang 10 -17 cm.
    o Berat 55-120 gram
    o Quickening
    o Antibody mulai di produksi
    o Rambut mulai terbentuk
    o Mekonium terdapat di usus bagian atas
    o Terbentuk lemak coklat
    o Pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.
  • Minggu ke 24 :
    Ketika janin mencapai usia 24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai batas usia viabilitas jika kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.
    - Gestasi mencakup yang berikut :
    o Panjang 28-36 cm
    o Berat 550 gram
    o Antybody pasif ditransfer dari ibu kejanin
    o Terdapat ferniks kaseosa
    o Mekonium terdapat direktum
    o Produksi surfaktan mulai aktif
    o Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan
    o Kelopak mata sudah mulai terbuka dan pupil raktif.
  • Tahap perkembangan janin minggu ke 28 :
    Pembuluh darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang memerlukan oksigen.
    Perkembangan pada minggu ke 28 getasi mencakup yang berikut :
    - Panjang 35-38 cm
    - Berat 1200 gram
    - Alfeolus paru matang
    - Terbentuk surfaktan dicairan amnion
    - Testis turun (pada pria)
  • Tahap perkembangan janin minggu ke 32 :
    Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi lahir.
    Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencakup yang berikut :
    - Panjang 38-43 cm
    - Berat 1600 gram
    - Terdapat simpanan lemak subkutan
    - Reflek moro aktif
    - Terbentuk cadangan zat besi
    - Janin mulai peka terhadap suara-suara dari luar kandungan
    - Kuku jari memenuhi ujung-ujung jari.
  • Tahap perkembangan janin minggu ke 36 :
    Diakhir minggu ke 36 janin berada pada posisi verteks atau kepala berada dibawah
    Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi mencakup sebagai berikut :
    - Panjang 42-49 cm
    - Berat 1900-2700 gram
    - Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium
    - Simpanan lemaksubkutan meningkat
    - Lipatan plantar terbentuk 1-2
    - Laguno menghilang
    - Biasanya berada pada posisi verteks
  • Tahap perkembangan janin pada minggu ke 40 :
    Pada primipara, janin biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir dan persalinan siap dimulai. Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup yang berikut :
    - Panjang 48-52 cm
    - Berat 3000 gram
    - Ginjal janin aktif
    - Verniks kaseosa terbentuk lengkap
    - Plantar mulai banyak
    - Kuku jari mulai panjang
Faktor-Faktor yang mempengaruhi :
  1. Infertilitas pada wanita
    Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur, ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor, psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran reproduksi.
  2. Masalah ovulasi
    Karena ovulasi normal berlangsung dibawah kendali hormone, gangguan tertentu dalam system endokrin dapat mempengaruhi fertilisasi. Dengan menelusuri kembali peristiwa-peristiwa yang menyebabkan ovulasi, area-area yangn terkait dengan sistem endokrin menjadi jelas. Pertama hipotalamus perlu melepaskan faktor pelepasan gonadotropin yang bekerja pada kelenjar hipofisis, menyebabkan pelepasan FSH dan LH. FSH menstimulasi sebuah folikel menjadi matang dan menyebabkan produksi estrogen, sedangkan LH menstimulasi pelepasan ovum dan produksi progesterone. Produksi estrogen dan progesterone juga dipengaruhi oleh kadar prolaktine yang bersikulasi dari kelenjar hipofisis.
    Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar tyroid (karena peningkatan kadar prolaktin dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar tyroid). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress (diantara pasangan yangn mendatangi klinik infertilitas), walaupun efek stress pada fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik,yang meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin dapat juga menggangu siklus normal.
    Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas. Lebih lanjut lagi, dapat terjadi masalah pada produksi dan pelepasan ovum. Misalnya ovum yang dihasilkan dapat dilepas sebelum ovum tersebut benar-benar matur, atau ovum tersebut terus menerus mengalami defek.

  1. Bayi dan Anak
  • ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
  • Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
  • Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
  • Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
  • Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
  • Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
  • Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.
Perubahan pada bayi lahir cukup bulan :

  • Pembentukan genitalia interna telah sempurna
  • Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
  • Genitalia eksterna telah terbentuk
  • Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa pengaruh  estrogen yang didapat saat dlm kandungan. Pengaruh ini seperti :
  • Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5
  • 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium uteri eksternum tetapi menutupi juga sebagian dari portio servisis uteri (pseudoerosio kongenitalis)
Asuhan yang diberikan
  1. ASI Eksklusif
  2. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
  3. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
  4. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
  5. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

  1. Remaja
    Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
    Tahapan pubertas/remaja
    1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
  • Merasa lebih dekat dengan teman sebaya
  • Merasa ingin bebas
  • Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
  1. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
  • Ingin mencari identitas diri
  • Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
  • Timbul perasaan cinta yang mendalam
  • Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang
  • Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
  1. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
  • Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
  • Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
  • Memiliki citra terhadap dirinya
  • Dapat mewujudkan perasaan cinta
  • Memiliki kemampuan berpikir abstrak
Perubahan Kesehatan Wanita Pada Siklus Remaja
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita
  1. Perubahan fisik
    1. Tanda-tanda primer
      Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah pengaruh hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga oleh estrogen.
    2. Tanda-tanda sekunder
  • Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar, keriting.
  • Pinggul
Pinggul berubah menjadi lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan karena membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit.
  • Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
  • Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit wanita lebih lembut daripada kulit pria.
  • Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan sesudah haid.
  • Otot
Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
  • Suara
Suara berubah menjadi merdu.
  1. Perubahan kejiwaan
    1. Perubahan emosi
      Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih mudah menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah.
    2. Perkembangan intelrgensia
      Pada perkembangan ini remaja cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak dan ingin mengetahui hal-hal baru yang mendorong perilaku ingin coba-coba.
Asuhan apa yang diberikan
  1. Gizi seimbang
  2. Informasi tentang kesehatan reproduksi
  3. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
  4. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
  5. Perkawinan pada usia yang wajar
  6. Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
  1. Siklus kesehatan wanita dewasa
    Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
    1. Kehamilan dan persalinan yang aman
    2. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
    3. bayi
      Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
    4. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
    5. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
    6. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
    7. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
    8. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
    9. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
    10. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
    Asuhan yang diberikan
    1. Kehamilan dan persalinan yang aman
    2. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
    3. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
    4. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
    5. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
    6. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
    7. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
    8. Pencegahan dan manajemen infertilitas.

  2. Usia Lanjut
    Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
    1. Perhatian pada problem meno/andro-pause
    2. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.
    3. Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim
    4. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
    5. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
    Asuhan apa yang diberikan
    1. Perhatian pada problem menopause
    2. Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.
      Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :
    3. Penyakit jantung koroner
    4. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
    5. Osteoporosis
    6. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
    7. Gangguan mata
    8. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
    9. Kepikunan (demensia tipe Alzeimer).
      Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.
    10. Deteksi dini kanker rahim.
    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan
    1. Kemiskinan
      Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
    2. Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
      Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain:
      1. Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian makan sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan.
      2. Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.
      3. Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepantingan dirinya, misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika diperlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga.
        d. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
    3. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
      1. Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
      2. Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
      3. Keterbatasan biaya
      4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan
    4. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena:
      1. Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
      2. Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai
    5. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk
    6. Akses untuk pelayanan kespro rendah karena:
      1. Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah.
      2. Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
      3. Diskriminasi social
      4. Sikap negatif terhadap perempuan dan anak perempuan
      5. Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada reproduksi
    Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus kesehatan wanita
    1. Masa bayi
      Faktor yang mempengaruhi siklus kehidupan wanita pada masa bayi :

      1. Lingkungan
      2. Kondisi ibu
      3. Sikap orang tua
      4. Aspek psikologi pada masa bayi
      5. Sistem reproduksi
    2. Masa kanak-kanak
      Ada 2 faktor yang mempengaruhi kehidupan wanita pada masa ini :

      1. faktor dalam
        1. Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk tubuh
        2. Kemampuan intelektual
        3. Keadaan hormonal tubuh
        4. Emosi dan sifat
      2. faktor luar
        1. Keluarga
        2. Gizi
        3. Budaya setempat
        4. kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
    3. Masa pubertas/remaja
      Faktor yang berpengaruh :
  • Status gizi
  • Pendidikan
  • Lingkungan dan pekerjaan
  • Seks dan seksualitas
  • Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri
  1. Masa  dewasa/reproduksi
    Faktor yang berpengaruh yaitu :
  • Perkembangan organ reproduksi
  • Tanggapan seksual
  • Kedewasaan psikologi
  1. Masa usia lanjut (klimakterium, menopause, senium)
    Faktor yang berpengaruh :
  • Faktor hormonal
  • Kejiwaan
  • Lingkungan
  • Pola makan
  • Aktifitas fisik

0 komentar:

Posting Komentar

Ping your blog, website, or RSS feed for Free