(KODE : PASCSARJ-0117) : TESIS ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI, PERILAKU KARYAWAN DAN KUALITAS ALAT TAKSIR TERHADAP RISIKO OPERASIONAL DI PERUM PEGADAIAN KANTOR WILAYAH X (PRODI : MAGISTER MANAJEMEN)
A. Latar Belakang Masalah
Setiap insititusi komersil atau perusahaan selalu menghendaki rasa aman dari kekurangan atau terhindar dari segala macam bentuk risiko operasional dan berusaha melindungi diri dari kejadian-kejadian yang dapat mengancam kinerjanya. Kinerja operasional dapat terancam atau mengalami kerugian akibat berbagai kejadian. Risiko adalah sama dengan ketidakpastian akan terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan masalah dan peluang baik bagi organisasi perusahaan, pemerintah maupun perorangan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak perusahaan yang menganalisis risiko operasionalnya dan dikelola secara sadar, akan tetapi tidak sedikit pula perusahaan yang kadang-kadang mengabaikannya dan tidak menyadari akibatnya. Pegadaian sebagai salah satu BUMN berstatus Perusahaan Umum (Perum)-sesuai kutipan dari Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2000-menjalankan misinya melalui pelayanan penyaluran kredit dengan jaminan gadai dan fidusia kepada masyarakat terutama golongan kecil dan menengah, baik untuk UMKM yang berstatus formal maupun informal. Perum Pegadaian sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan selama lebih kurang 108 tahun telah tumbuh dan berkembang di tengah-tengah risiko operasional yang membayangi perusahaan yang dapat merugikan perusahaan secara materi maupun non materi.
Dari hasil analisa laporan keuangan yang bersumber dari laporan keuangan tahunan (annual report) sepanjang tiga tahun berturut-turut mulai dari tahun 2006, 2007 dan 2008, ditemukan bahwa perusahaan mengalami rasio pertumbuhan laba usaha (operating income) yang menurun secara berturut-turut dimulai pada tahun 2006 sebesar 54,67% dan menurun menjadi 36,05% pada tahun 2007 hingga 34,50% pada tahun 2008. Salah satu dari sekian banyak indikasi yang dapat menyebabkan hal tersebut adalah meningkatnya risiko operasional perusahaan, selain dari risiko kredit, risiko pasar dan risiko reputasi.
Risiko operasional Perum Pegadaian dapat berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor pemicu dari lingkungan eksternal antara lain dapat disebabkan oleh dampak menurunnya daya beli masyarakat akibat puncak resesi ekonomi global yang terjadi di Indonesia di penghujung tahun 2008 sebagai imbas krisis di Amerika Serikat maupun semakin menjamurnya bisnis gadai yang saat ini telah marak dilakukan oleh para pesaing yang juga mulai menawarkan jasa sejenis. Sedangkan untuk faktor pemicu internal bisa diakibatkan dari hal sistem teknologi informasi yang dipakai perusahaan selama ini yang masih kurang efektif dan berpotensi meningkatkan risiko operasional perusahaan. Keberadaan perangkat lunak yang masih konvensional dengan konsep basis data yang terdistribusi, mampu menciptakan peluang-peluang kerawanan terhadap aksi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Hal yang lain, seperti lambatnya penanganan permasalahan pada perangkat keras oleh divisi yang berwenang (Divisi Teknologi Informasi) juga dapat menghambat operasional. Begitu pula dengan keterbatasan jalur internet yang tidak layak sebagai alat komunikasi dan pengiriman data pada setiap kantor pelayanan (outlet), juga bisa menciptakan risiko-risiko operasional tertentu. Secara garis besar, implementasi sistem informasi pada Perum Pegadaian sebagai alat operasional masih kurang efektif dan berpotensi terhadap peningkatan risiko operasional.
Faktor pemicu risiko operasional dari faktor internal yang lain, bisa diindikasikan dari pola perilaku karyawan Perum Pegadaian yang berjumlah 7.806 orang (data divisi SDM Perum Pegadaian Kantor Pusat per 3 Januari 2010). Bermacam-macamnya sifat dan sikap karyawan yang ada dapat melatarbelakangi tindakan kecurangan dan indisipliner yang dapat menimbulkan potensi kerugian serta menambah level risiko operasional perusahaan.
Sedangkan faktor pemicu risiko operasional Perum Pegadaian berikutnya dapat dinilai dari minimnya kua alat taksir sebagai ralatan kerja utama. Padahal alat taksir inilah fungsi utama dari keberadaan setiap unit pelayanan Perum Pegadaian. Peralatan taksir yang tidak memadai dapat menimbulkan risiko yang seharusnya dihindari seperti kemasukan barang emas palsu, uang palsu atau lainnya. Sebagaimana telah termaktub dalam program kerja pertumbuhan outlet Perum Pegadaian, pencapaian jumlah outlet yang dibuka beberapa tahun terakhir tidak diimbangi oleh ketersediaan alat taksir yang tidak memadai dalam hal jumlah maupun kualitasnya.
Faktor-faktor penyebab tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan, karena faktor efektivitas sistem informasi, perilaku karyawan dan kualitas alat taksir dapat mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap risiko operasional di Perum Pegadaian, yang akhirnya akan menentukan baik atau buruknya kinerja operasional.
Batasan-batasan risiko operasional untuk dihindari yang telah termaktub dalam Pedoman Operasional Kantor Cabang (POKC) juga seakan-akan diabaikan oleh sebagian besar karyawan karena banyak yang tidak memahaminya sebagai landasan dalam bekerja. Padahal pemahaman terhadap hal ini akan dapat menurunkan frekuensi terjadinya hal-hal yang buruk (likelihood) dan kerugian (impact) yang ada pada operasional Perum Pegadaian khususnya di Kantor Cabang.
Dari uraian di atas, Perum Pegadaian dituntut agar lebih meningkatkan risk awareness, perbaikan proses internal secara berkelanjutan dan lebih memahami eksposur risiko operasional pa setiap unit kerja. esionalisme Perum Pegadaian dalam segala aspek diusahakan untuk mendukung kebijaksanaan perusahaan terutama dalam peningkatan kualitas manajemen risiko agar risiko operasional dapat diminimalisir sehingga mengurangi dampak dari akibat negatifnya.
Mengingat semakin pentingnya risk awareness risiko operasional bagi tujuan organisasi dan sesuai dengan permasalahan serta obyek penelitian, maka penulis mencoba mengemukakan dalam penelitian ini dengan judul "Analisis Pengaruh Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir Terhadap Risiko Operasional di Perum Pegadaian Kantor Wilayah X".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kondisi latar belakang tersebut maka strategi peningkatan risk awareness terhadap risiko operasional menjadi sesuatu hal yang menjadi prioritas utama pada Perum Pegadaian. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, identifikasi masalah yang dapat dipaparkan adalah sebagai berikut :
1. Dampak menurunnya daya beli masyarakat akibat puncak resesi ekonomi global yang terjadi di Indonesia di penghujung tahun 2008 dapat menyebabkan rasio pertumbuhan laba usaha perusahaan turun.
2. Semakin menjamurnya bisnis gadai yang saat ini telah marak dilakukan oleh para pesaing menjadi rintangan baru bagi perusahaan untuk meningkatkan laba usaha perusahaan.
3. Eksistensi perangkat lunak (software) yang tidak terintegrasi (tidak online) dan tersebar secara terdistribusi pada setiap kantor pelayanan dapat meningkatkan risiko operasional.
4. Teknologi basis data yang dipakai pada perangkat lunak masih rentan terhadap keamanan data dan dapat menimbulkan risiko operasional seperti kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
5. Perangkat keras yang mengalami kerusakan dan tidak cepat ditanggapi oleh karyawan bagian TI (Teknologi Informasi) dapat menghambat operasional dan menambah potensi risiko kerugian perusahaan.
6. Keterbatasan jaringan internet (network) dan buruknya jalur data pada setiap kantor pelayanan unit Perum Pegadaian dapat meningkatkan risiko operasional.
7. Perilaku karyawan yang tidak disiplin terhadap aturan perusahaan berpotensi merugikan perusahaan dan menaikkan level risiko operasional.
8. Kualitas SDM yang tidak maksimal disertai dengan minimnya pengetahuan dibalik risiko operasional yang ada dapat memperbesar akibat (impact) dari risiko yang dapat dimungkinkan untuk timbul.
9. Minimnya alat taksir sebagai peralatan kerja utama yang dibutuhkan untuk mendukung operasional pelayanan Perum Pegadaian dapat meningkatkan derajat risiko operasional.
10. Proses bisnis yang tidak sesuai dengan Pedoman Operasional Kantor Cabang dapat berakibat pada naiknya risiko operasional.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perum Pegadaian Kantor Wilayah X dengan pertimbangan biaya dan waktu serta lokasi yang cukup strategis. Agar lebih terarah, maka pembatasan masalah penelitian ini hanya mencakup pada faktor internal penyebab risiko operasional yaitu Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir sebagai masalah utama penelitian.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian la belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh Efektivitas Sistem Informasi terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
2. Apakah terdapat pengaruh Perilaku Karyawan terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
3. Apakah terdapat pengaruh Kualitas Alat Taksir terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
4. Apakah terdapat pengaruh Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir secara simultan terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
5. Diantara ketiga variabel tersebut diatas, manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap risiko operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis risiko operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X baik dalam pengaruh individual maupun secara bersama-sama (Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir terhadap Risiko Operasional).
2. Untuk mengetahui salah satu dari ketiga variabel manakah yang paling dominan terhadap risiko operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X.
Sedangkan kegunaan penelitian ini, antara lain :
1. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang manajemen risiko, di samping untuk memberikan kontribusi pemikiran dalam hal pengelolaan risiko yang ditawarkan kepada perusahaan.
2. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi Perum Pegadaian Kantor Wilayah X terutama dalam hal pengelolaan risiko dalam hubungannya dengan kegiatan operasional.
3. Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian dan bahan referensi bagi Program Pasca Sarjana Universitas X, khususnya konsentrasi Sistem Informasi Manajemen.
4. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca, pemerhati bidang Sistem Informasi Manajemen dan Manajemen Risiko serta sekaligus sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap insititusi komersil atau perusahaan selalu menghendaki rasa aman dari kekurangan atau terhindar dari segala macam bentuk risiko operasional dan berusaha melindungi diri dari kejadian-kejadian yang dapat mengancam kinerjanya. Kinerja operasional dapat terancam atau mengalami kerugian akibat berbagai kejadian. Risiko adalah sama dengan ketidakpastian akan terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan masalah dan peluang baik bagi organisasi perusahaan, pemerintah maupun perorangan dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak perusahaan yang menganalisis risiko operasionalnya dan dikelola secara sadar, akan tetapi tidak sedikit pula perusahaan yang kadang-kadang mengabaikannya dan tidak menyadari akibatnya. Pegadaian sebagai salah satu BUMN berstatus Perusahaan Umum (Perum)-sesuai kutipan dari Peraturan Pemerintah No. 103 tahun 2000-menjalankan misinya melalui pelayanan penyaluran kredit dengan jaminan gadai dan fidusia kepada masyarakat terutama golongan kecil dan menengah, baik untuk UMKM yang berstatus formal maupun informal. Perum Pegadaian sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan selama lebih kurang 108 tahun telah tumbuh dan berkembang di tengah-tengah risiko operasional yang membayangi perusahaan yang dapat merugikan perusahaan secara materi maupun non materi.
Dari hasil analisa laporan keuangan yang bersumber dari laporan keuangan tahunan (annual report) sepanjang tiga tahun berturut-turut mulai dari tahun 2006, 2007 dan 2008, ditemukan bahwa perusahaan mengalami rasio pertumbuhan laba usaha (operating income) yang menurun secara berturut-turut dimulai pada tahun 2006 sebesar 54,67% dan menurun menjadi 36,05% pada tahun 2007 hingga 34,50% pada tahun 2008. Salah satu dari sekian banyak indikasi yang dapat menyebabkan hal tersebut adalah meningkatnya risiko operasional perusahaan, selain dari risiko kredit, risiko pasar dan risiko reputasi.
Risiko operasional Perum Pegadaian dapat berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor pemicu dari lingkungan eksternal antara lain dapat disebabkan oleh dampak menurunnya daya beli masyarakat akibat puncak resesi ekonomi global yang terjadi di Indonesia di penghujung tahun 2008 sebagai imbas krisis di Amerika Serikat maupun semakin menjamurnya bisnis gadai yang saat ini telah marak dilakukan oleh para pesaing yang juga mulai menawarkan jasa sejenis. Sedangkan untuk faktor pemicu internal bisa diakibatkan dari hal sistem teknologi informasi yang dipakai perusahaan selama ini yang masih kurang efektif dan berpotensi meningkatkan risiko operasional perusahaan. Keberadaan perangkat lunak yang masih konvensional dengan konsep basis data yang terdistribusi, mampu menciptakan peluang-peluang kerawanan terhadap aksi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Hal yang lain, seperti lambatnya penanganan permasalahan pada perangkat keras oleh divisi yang berwenang (Divisi Teknologi Informasi) juga dapat menghambat operasional. Begitu pula dengan keterbatasan jalur internet yang tidak layak sebagai alat komunikasi dan pengiriman data pada setiap kantor pelayanan (outlet), juga bisa menciptakan risiko-risiko operasional tertentu. Secara garis besar, implementasi sistem informasi pada Perum Pegadaian sebagai alat operasional masih kurang efektif dan berpotensi terhadap peningkatan risiko operasional.
Faktor pemicu risiko operasional dari faktor internal yang lain, bisa diindikasikan dari pola perilaku karyawan Perum Pegadaian yang berjumlah 7.806 orang (data divisi SDM Perum Pegadaian Kantor Pusat per 3 Januari 2010). Bermacam-macamnya sifat dan sikap karyawan yang ada dapat melatarbelakangi tindakan kecurangan dan indisipliner yang dapat menimbulkan potensi kerugian serta menambah level risiko operasional perusahaan.
Sedangkan faktor pemicu risiko operasional Perum Pegadaian berikutnya dapat dinilai dari minimnya kua alat taksir sebagai ralatan kerja utama. Padahal alat taksir inilah fungsi utama dari keberadaan setiap unit pelayanan Perum Pegadaian. Peralatan taksir yang tidak memadai dapat menimbulkan risiko yang seharusnya dihindari seperti kemasukan barang emas palsu, uang palsu atau lainnya. Sebagaimana telah termaktub dalam program kerja pertumbuhan outlet Perum Pegadaian, pencapaian jumlah outlet yang dibuka beberapa tahun terakhir tidak diimbangi oleh ketersediaan alat taksir yang tidak memadai dalam hal jumlah maupun kualitasnya.
Faktor-faktor penyebab tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari perusahaan, karena faktor efektivitas sistem informasi, perilaku karyawan dan kualitas alat taksir dapat mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap risiko operasional di Perum Pegadaian, yang akhirnya akan menentukan baik atau buruknya kinerja operasional.
Batasan-batasan risiko operasional untuk dihindari yang telah termaktub dalam Pedoman Operasional Kantor Cabang (POKC) juga seakan-akan diabaikan oleh sebagian besar karyawan karena banyak yang tidak memahaminya sebagai landasan dalam bekerja. Padahal pemahaman terhadap hal ini akan dapat menurunkan frekuensi terjadinya hal-hal yang buruk (likelihood) dan kerugian (impact) yang ada pada operasional Perum Pegadaian khususnya di Kantor Cabang.
Dari uraian di atas, Perum Pegadaian dituntut agar lebih meningkatkan risk awareness, perbaikan proses internal secara berkelanjutan dan lebih memahami eksposur risiko operasional pa setiap unit kerja. esionalisme Perum Pegadaian dalam segala aspek diusahakan untuk mendukung kebijaksanaan perusahaan terutama dalam peningkatan kualitas manajemen risiko agar risiko operasional dapat diminimalisir sehingga mengurangi dampak dari akibat negatifnya.
Mengingat semakin pentingnya risk awareness risiko operasional bagi tujuan organisasi dan sesuai dengan permasalahan serta obyek penelitian, maka penulis mencoba mengemukakan dalam penelitian ini dengan judul "Analisis Pengaruh Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir Terhadap Risiko Operasional di Perum Pegadaian Kantor Wilayah X".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kondisi latar belakang tersebut maka strategi peningkatan risk awareness terhadap risiko operasional menjadi sesuatu hal yang menjadi prioritas utama pada Perum Pegadaian. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, identifikasi masalah yang dapat dipaparkan adalah sebagai berikut :
1. Dampak menurunnya daya beli masyarakat akibat puncak resesi ekonomi global yang terjadi di Indonesia di penghujung tahun 2008 dapat menyebabkan rasio pertumbuhan laba usaha perusahaan turun.
2. Semakin menjamurnya bisnis gadai yang saat ini telah marak dilakukan oleh para pesaing menjadi rintangan baru bagi perusahaan untuk meningkatkan laba usaha perusahaan.
3. Eksistensi perangkat lunak (software) yang tidak terintegrasi (tidak online) dan tersebar secara terdistribusi pada setiap kantor pelayanan dapat meningkatkan risiko operasional.
4. Teknologi basis data yang dipakai pada perangkat lunak masih rentan terhadap keamanan data dan dapat menimbulkan risiko operasional seperti kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.
5. Perangkat keras yang mengalami kerusakan dan tidak cepat ditanggapi oleh karyawan bagian TI (Teknologi Informasi) dapat menghambat operasional dan menambah potensi risiko kerugian perusahaan.
6. Keterbatasan jaringan internet (network) dan buruknya jalur data pada setiap kantor pelayanan unit Perum Pegadaian dapat meningkatkan risiko operasional.
7. Perilaku karyawan yang tidak disiplin terhadap aturan perusahaan berpotensi merugikan perusahaan dan menaikkan level risiko operasional.
8. Kualitas SDM yang tidak maksimal disertai dengan minimnya pengetahuan dibalik risiko operasional yang ada dapat memperbesar akibat (impact) dari risiko yang dapat dimungkinkan untuk timbul.
9. Minimnya alat taksir sebagai peralatan kerja utama yang dibutuhkan untuk mendukung operasional pelayanan Perum Pegadaian dapat meningkatkan derajat risiko operasional.
10. Proses bisnis yang tidak sesuai dengan Pedoman Operasional Kantor Cabang dapat berakibat pada naiknya risiko operasional.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perum Pegadaian Kantor Wilayah X dengan pertimbangan biaya dan waktu serta lokasi yang cukup strategis. Agar lebih terarah, maka pembatasan masalah penelitian ini hanya mencakup pada faktor internal penyebab risiko operasional yaitu Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir sebagai masalah utama penelitian.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian la belakang di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh Efektivitas Sistem Informasi terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
2. Apakah terdapat pengaruh Perilaku Karyawan terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
3. Apakah terdapat pengaruh Kualitas Alat Taksir terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
4. Apakah terdapat pengaruh Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir secara simultan terhadap Risiko Operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
5. Diantara ketiga variabel tersebut diatas, manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap risiko operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis risiko operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X baik dalam pengaruh individual maupun secara bersama-sama (Efektivitas Sistem Informasi, Perilaku Karyawan dan Kualitas Alat Taksir terhadap Risiko Operasional).
2. Untuk mengetahui salah satu dari ketiga variabel manakah yang paling dominan terhadap risiko operasional Perum Pegadaian Kantor Wilayah X.
Sedangkan kegunaan penelitian ini, antara lain :
1. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang manajemen risiko, di samping untuk memberikan kontribusi pemikiran dalam hal pengelolaan risiko yang ditawarkan kepada perusahaan.
2. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi Perum Pegadaian Kantor Wilayah X terutama dalam hal pengelolaan risiko dalam hubungannya dengan kegiatan operasional.
3. Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya hasil penelitian dan bahan referensi bagi Program Pasca Sarjana Universitas X, khususnya konsentrasi Sistem Informasi Manajemen.
4. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca, pemerhati bidang Sistem Informasi Manajemen dan Manajemen Risiko serta sekaligus sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
0 komentar: